Warna-warni berbahaya: edukasi bahaya pewarna kimia pada jajanan anak sekolah di desa Karang Bunga
DOI:
10.29303/indra.v6i2.600Published:
2025-09-30Downloads
Abstract
Children are highly exposed to various snacks sold freely around schools, many of which may contain hazardous synthetic food dyes. These dyes can pose health risks, especially when consumed continuously without supervision. This community service aimed to increase students' awareness at SDN Karang Bunga about the dangers of synthetic food coloring in school snacks. The activity was conducted through counseling and education sessions on June 27, 2024. Methods included presentations, discussions, games, pretests and posttests, and questionnaire-based evaluations. The results showed increased knowledge based on the pretest and posttest scores and high satisfaction from teachers and students. This program is expected to build critical awareness among school-aged children in choosing safe food.
Keywords:
food dye, food safety, health education, school-aged children, community empowermentReferences
Adhyayana International Public School. (2025). Cara menggabungkan metode pengajaran dan pedagogi untuk hasil yang lebih baik. Diakses pada 1 Juli 2025 dari https://taips-edu-in.translate.goog/how-to-combine-teaching-methods-and-pedagogy-for-better-results/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sge.
BPOM RI. (2019). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 tentang Pengawasan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Badan POM RI.
BPOM RI. (2022). Informasi Bahan Tambahan Pangan: Pewarna Makanan yang Diperbolehkan dan Dilarang. Jakarta: Badan POM RI.
BPOM RI. (2023). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2023 tentang Bahan Baku yang Dilarang dalam Pangan Olahan dan Bahan yang Dilarang Digunakan sebagai Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Badan POM RI.
Amaliyah, N. (2017). Penyehatan makanan dan minuman. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Cahyadi, I. W. (2023). Analisis & aspek kesehatan bahan tambahan pangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jamil, A., Sabilu, Y., & Munandar, S. (2017). Gambaran pengetahuan, sikap, tindakan dan identifikasi kandungan pemanis buatan siklamat pada pedagang jajanan es di Kecamatan Kadia Kota Kendari Tahun 2017. Skripsi, Universitas Halu Oleo.
Nainggolan, I. (2018). Tanggung jawab pidana bagi pelaku usaha yang menggunakan bahan tambahan pangan berbahaya pada produk pangan. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, 4(2), [halaman jika ada].
Nurdin, N. (2018). Tinjauan penggunaan bahan tambahan pangan pada makanan jajanan anak sekolah. Jurnal Riset Kesehatan, 7(2), 85–90.
Saliko, A. M., Ahmad, J., Husain, I. H., Mamu, H. D., & Lamangantjo, C. J. (2025). Pengaruh permainan ice breaking terhadap hasil belajar peserta didik kelas X pada materi klasifikasi makhluk hidup di SMA Negeri 1 Mananggu. Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 11(1), 243–252. https://online-journal.unja.ac.id/biodik.
Sari, N. P. (2020). Penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya (boraks) pada bakso tusuk yang dijual di sekolah dasar Kecamatan Salo Kabupaten Kampar. Avicenna, 15(2), 374–379.
Thalib, M. (2019). Pengaruh penambahan bahan tambahan pangan dalam pengolahan sayur-sayuran menjadi produk saus tomat. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Agrokompleks, [volume atau nomor jika ada], 78–85.
Wahyudi, J. (2017). Mengenali bahan tambahan pangan berbahaya: Ulasan. Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK, 13(1), 3–12.
Wijaya. (2018). Waspadai zat aditif dalam makananmu. Yogyakarta: Buku Biru.
Zakiyah, S., Hasibuan, N. H., Yasifa, A., Siregar, S. P., & Ningsih, O. W. (2024). Perkembangan anak pada masa sekolah dasar. DIAJAR: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3(1), 71–79. https://doi.org/10.54259/diajar.v3i1.2338.
License
Copyright (c) 2025 The Author(s)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.






